Followers

Total Pageviews

Showing posts with label motivasi. Show all posts
Showing posts with label motivasi. Show all posts

dewasa itu apa sii??


Tingkat kedewasaan seseorang enggak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang lebih tua belum tentu lebih dewasa. Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang?
Betty sering sebel kalau teman-temannya komentar, "Kamu kok enggak dewasa gitu, sih?" Atau nyokapnya juga pernah komentar, "Betty, kamu kan sudah gede, dewasa dikit dong."
Kita mungkin pernah menghadapi situasi seperti yang dialami Betty. Atau kita sendiri sudah bosan dibilang anak- anak, pengin dianggap gede. Dibilang anak-anak ogah, dibilang dewasa juga masih bingung. Memang dewasa itu kayak apa ya?

Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang.


1. Intelektual

Dari segi ini kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita punya pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang- ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap. Tapi, tetap memerhatikan pendapat orang lain walaupun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata, dan nasihat baik dari orang lain, serta bertanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung kalau ada masalah, tapi dianalisis sebab-sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.

2. Emosional

Kita dikatakan sebagai orang dewasa secara emosional ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan menguasainya secara wajar. Artinya, apa pun emosi yang sedang kita alami, kita tetap bisa menguasai dan mengelolanya dengan baik. Tidak dipengaruhi rasa takut dan gelisah. Kita bisa mengontrol emosi sehingga tidak merugikan orang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa orang dewasa juga punya kecerdasan emosi yang cukup tinggi.

3. Sosial

Kedewasaan kita dari segi sosial tampak dari keterbukaan terhadap orang lain. Sanggup membuat persahabatan. Tidak bergantung kepada siapa pun, tapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain. Kita bisa menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasaan, dan adat-istiadat masyarakat di mana pun kita berada.

4. Moral

Dari segi moral dapat dilihat dari kesetiaan kita pada asas- asas moral dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya semakin dewasa diri kita, akan semakin mementingkan orang lain daripada diri sendiri.

5. Spiritual

Kedewasaan dari segi ini bisa dilihat dari cara berkeyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan membina hubungan baik dengan orang- orang yang keyakinannya berbeda dari diri kita. Kalau sudah mencapai hal itu, kita mampu mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku, atau golongan.

Lalu, apakah seseorang yang disebut dewasa kemudian meninggalkan segala bentuk keceriaan, kegembiraan, dan kegairahan hidup? Tentu saja tidak. Orang dewasa tidak harus selalu bersikap serius. Adakalanya orang dewasa juga bersikap jahil dan senang bercanda untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.


Penghambat kedewasaan


Kedewasaan tidak selalu berhubungan dengan umur. Kadang ada orang yang umurnya boleh dibilang tua, tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, suka menang sendiri, emosian, dan enggak mau kalah. Tapi, ada yang sebaliknya walaupun usianya masih muda, dia mampu menjadi panutan teman-temannya.


Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi enggak bisa instant. Tidak bisa hanya dengan berdandan ala orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam menghadapi apa pun. Memang sih, mestinya yang umurnya lebih banyak dia akan lebih dewasa karena sudah mengalami banyak hal dalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman. Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini karena pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandek, bahkan mundur. Orang yang selalu belajar dari pengalaman dan suka introspeksi diri biasanya proses kedewasaannya makin maju. Artinya, makin hari ia makin tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat merasa puas sehingga merasa tidak perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan selalu lari dari masalah akan mengalami hambatan dalam proses pendewasaannya.

Latihan

Ciri paling mencolok dari orang yang tidak dewasa adalah egoisme yang tinggi. Artinya, selalu mementingkan diri sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. So, latihan pertama untuk menjadi dewasa adalah berlatih untuk mengurangi sifat egois kita.


Latihan selanjutnya adalah belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya. Pada dasarnya orang menjadi egois karena ia tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya. Jadi, cobalah eksplor diri sendiri kekurangan dan kelebihannya. Terimalah apa pun yang ada pada diri sendiri. Hanya dengan menerima diri sendiri apa adanya, kita akan mampu bersikap terbuka pada orang lain.


Mencintai semua yang ada dalam diri kita sendiri merupakan dasar untuk bisa mencintai semua manusia. Kalau kita mampu mencintai semua manusia apa adanya, itu berarti kita telah sampai di "puncak kedewasaan"



http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0504/01/muda/1656497.htm
6:35 AM | 4 komentar | Read More

Wanita Shalihah


Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari.

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Rosulullah SAW bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah daripada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi pendamping yang baik.

Agar wanita solehah selalu konsisten yaitu dengan istiqomah menimba ilmu dari alam dan lingkungan di sekitarnya dan mengamalkan ilmu yang ada. Wanita yang solehah juga dapat berbakti terhadap suami dan bangsanya dan wanita yang solehah selalu belajar. Tiada hari tanpa belajar.

4:05 PM | 3 komentar | Read More

Kepemimpinan dan Karakter Korporasi

ini merupakan kuliah umum yg saya catatdari kuliah wajib saya, mungkin bermanfaat bagi anda semua...


Oleh Palgunadi T. Setyawan
Universitas Al Azhar Indonesia


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, menciptakan alam semesta berseta isinya dalam sebuah keteraturan. Kita memahaminya dengan menyaksikan kepatuhan segala sesuatu yang ada pada hokum dan system alam. (Qs Ali Imron : 83)
Hukum dan system alam itu dalam bahasa Al Quran, disebut sunatullah. Yang melalui wahyu dan penerima dipilihNya, diajarkan kepada manusia. Dengan hukum dan system alam, yang selanjutnya secara singkat akan saya sebut hukum alam saja, Allah menciptakan segala sesuatu dalam pasangan. Ada pria ada wanita, ada kaya ada miskin, ada berat ada ringan, ada atas ada bawah, ada panas ada dingin, ada panjang ada pendek dan seterusnya.
“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang – pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (Qs Adz Dzariyat : 49)
MATERI
Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, menciptakan alam semesta berseta isinya dalam sebuah keteraturan. Kita memahaminya dengan menyaksikan kepatuhan segala sesuatu yang ada pada hokum dan system alam. (QS: Ali Imran : 83). Hukum dan sistem alam itu dalam bahasa Al Quran, disebut sunatullah. Yang melalui wahyu dan penerima dipilihNya, diajarkan kepada manusia. Dengan hukum dan system alam, yang selanjutnya secara singkat akan saya sebut hukum alam saja, Allah menciptakan segala sesuatu dalam pasangan. Ada pria ada wanita, ada kaya ada miskin, ada berat ada ringan, ada atas ada bawah, ada panas ada dingin, ada panjang ada pendek dan seterusnya, sehingga dalam berpasangan itulah terjadi keseimbangan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat Allah SWT : “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang – pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS Adz Dzariyat : 49)
Al Azhar mengajarkan kepada 7 poin penting dalam pengajarannya, yaitu:
1. Bahasa
Kecakapan dasar yang di punya manusia. Al Azhar membuat manusia menjadi manusia dengan cara bersosialisasi dengan menggunakan bahasa dan teknologi.
2. Teknologi informasi
Al Azhar membuat manusia menjadi manusia dengan cara bersosialisasi dengan menggunakan bahasa dan teknologi
3. Kepemimpinan
Muanusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin
Kepemimpinan merupakan representative dari Allah SWT yang difasilitasi dengan alam semesta.
4. Kewirausahaan
5. Management
Segala sesuatu yang diberikan oleh Allah seperti kehormatan, pertemanan dan rezeki yang diatur oleh Allah melalui orang lain.
6. Network (jaringan mitra stategis)
Menyambung tali silaturrahmi dengan orang lain, sahabat dan partner. Memutuskan tali silatrrahmi berarti memutuskan rizki.
7. Nilai-nilai islam
Nilai nilai islam adalah perilaku atau akhlak yang islami yaitu akhlak terhadap sesame dan akhlah terhadap individu atau diri sendiri.


Nilai
Nilai adalah sesuatu yang kita pahami, percaya dan yakini yang masuk ke relung hati dan melandasi siapa saja yang mana dengan nilai tersebut kita berperilaku sehingga nilai menghasilkan perilaku.
Menurut Mario Teguh : Orang sukses adalah orang yang baik. Tidak semua orang sukses adalah orang yang baik.untuk mencapai kesuksesan ada tiga yaitu:
1. orang yang menyadari tujuannya yang akan membawanya sukses.
2. orang yang berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapainya dan
3. orang yang berusaha untuk memperhatikan kepentingan bagi orang lain.

sehingga orang baik yang miskin dapat disamakan dengan orang kaya yang tidak punya uang, dan orang kaya yang berperilaku buruk adalah orang miskin yang punya uang.

Hidup adalah proses membawa nilai menuju nilai yang baru, atau menuju perubahan yang lebih baik. Masyarakat yang tidak beradap adalah masyarakat yang tidak bisa menuju perubahan nilai yang lebih baik. Masyarakat yang memiliki nilai adalah masyarakat yang memiliki budaya.

Key Message
Succesfull business and indivuals think and act differently
1. High performance is a personal choice
Insan Kamil adalah -ia sadar tentang hukum-hukum yang berlaku
-sadar tentang penciptaan
-sadar tentang kehidupan
-sadar akan dirinya memiliki Roh
2. Success is cumulative
Sukses adalah mengumpulkan sukses-sukses yang lain, sukses adalah menjadi orang lain, sukses adalah menepati janji yang telah kita janjikan, baik dengan sesama maupun dengan sang penciptaNya. bikin janji = penuhi.
Contonya : melaksanakan shalat 5 waktu, tepat pada waktunya.
Sukses bukan yang mempunyai awalan, tetapi sukses yang memilki pengakhiran.
3. Small changes today lead to big changes tomorrow.

Principle #1---What Not To Change (Strong Foundation)
• Values/Believes
• Purpose in life
• Play to your strongly
Principle #2---Right People
• Most important choice
• Right people in right roles
• Wrong people out
• Leadership
Pengendalian diri dari tawaran dan ajakan nafsu.

Principle #3---Full Engagement
• Manage energy, not time
• Priorities
• Stretch development
• Performance oriented

Perbedaan antara paradigma yang dulu dengan paradigma yang sekarang ini adalah:
a. Paradigma yang dulu
• Manage time
• Avoid stress
• Life is a marathon
• Downtime is a wasted time
• Rewards fuel performance
• Self discipline rules
• The power of positive thinking
b. Paradigma saat ini
• Manage energy
• Seek stress
• Life us a series of sprints
• Downtime is a productive time
• Purpose fuel performance
• Rituals rules
• The power of full engagement


5 i
1. Insan adalah merdeka dalam menentukan
2. Ilmu adalah mengolah pola pikir menjadi cerdas
3. Iman adalah setia pada Allah
4. Islam adalah agama Allah
5. Ihsan adalah

3:55 PM | 0 komentar | Read More

Kisah Uang Kertas Seribu dan Seratus Ribu


Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :

“Ya, ampuunnnn. ……… darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan….. bau!

Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan….Ada apa denganmu?”
Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :

“Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke ‘baluang’ (pren : tau kan baluang…?) Inang-inang.

Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ……”

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:


“Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm… dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis.Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan…… aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. ”


Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :“Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!”
“Apa itu?” uang seratus ribu penasaran.
Aku sering bertemu teman-temanku di kantong-kantong kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana…..
11:56 PM | 0 komentar | Read More

BERPIKIR POSITIF


Dalam bukunya Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu menulis bahwa, nasib kita adalah hasil dari akhlak kita. Dan akhlak menurut Aa Gym adalah respon spontan terhadap kejadian. Respon itu suatu perbuatan, suatu action yang lahir dari pikiran. Kalau itu berpola, dilakukan berulang, setiap kali menghadapi kejadian, maka jadilah dia kebiasaan. Dan saripati kebiasaan kita itulah akhlak kita. Pikiran yang melandasi action diatas tentulah amat dipengaruhi oleh perasaan kita, tatkala menghadapi kejadian diatas. Kalau hati kita senang akan terlahir pikiran untuk mengungkapkan kesenangan itu. Sebaliknya kalau hati kita kesal atau marah maka akan lahir pikiran yang menolak kejadian itu.

Maka benarlah kata Erbe Sentanu, nasib kita amat ditentukan oleh akhlak kita yang dibentuk oleh kebiasaan kita, yang merupakan pola perbuatan kita yang didasari oleh cara berpikir kita. Dan pikiran kita itu dilahirkan dari bagaimana kita mengendalikan perasaan kita menghadapi setiap kejadian yang disajikan kehidupan bagi kita.

Cara berpikir kita akan amat mempengaruhi kwalitas hidup kita. Bagi mereka yang amat peka perasaannya, mudah tersinggung atau marah akan lahir pikiran yang reaktif, menolak atau menafikkan kejadian itu. Yang akan menimbulkan action yang tidak nyaman, baik bagi dirinya apalagi bagi orang lain. Dan kalau ini menjadi kebiasaannya, menjadi akhlaknya, maka dapat dipastikan dia akan lebih banyak hidup dalam kepahitan, kenestapaan, “misery”. Banyak hal demikian kita saksikan hari akhir-akhir ini disekitar kita.

Kalau mau hidup dalam kebahagiaan, mulailah dengan biasa mengendalikan persaan. Bangun rasa nyaman dihati antara lain dengan bersyukur dan mengingat Sang Pencipta yang menjadikan diri kita dan alam sekeliling kita. Yang dengan segala dinamikanya pasti menghadirkan berbagai macam kejadian. Dari rasa nyaman itu akan lahir pikiran aktif yang positif dan kreatif, yang akan menuntun alur berpikir mengambil jalan setapak proses berpikir yang runtut. Yang melangkah dari satu kebaikan kepada kebaikan berikutnya. Dari satu kenyamanan ke kenyamanan berikutnya. Yang akhirnya akan melahirkan imajinasi yang benar. Imajinasi, melihat apa yang kita pikirkan adalah hikmah. Yang dapat melihat manfaat dibalik yang mudarat, yang menghidupkan dibalik yang mematikan, yang menyenangkan dibalik yang menyakitkan.

Kita akan mampu memfokuskan pikiran kita pada esensi kejadian dan apa yang kita kehendaki dan menanggalkan yang tidak perlu kita pikirkan. Anak muda sekarang bilang EGP, Emang Gua Pikirin ? Pikiran kita kemarinlah yang membawa kita pada dimana dan dalam keadaan bagaimana kita pada hari ini. Dan apa yang kita pikirkan hari ini akan membawa kita kemana dan dalam keadaan bagaimana kita besok. Orang sukses amat ditentukan bagaimana jalan berpikirnya. Mulailah dengan membiasakan diri memikirkan semua hal yang baik, mulia, yang menyenangkan, yang positif. Khususnya yang dapat kita lakukan untuk orang lain, memudahkan urusan saudara kita. Menghangatkan yang kedinginan, mengenyangkan yang kelaparan, memberanikan yang ketakutan, melayani sebaik yang bisa kita layankan dan sebagainya. Dengan pikiran, tariklah kepada diri kita apa yang kita merasa pantas menerimanya. Bukan apa yang kita ingin menerimanya.

Kalau kita menghendaki kehormatan dan kemuliaan untuk diri kita maka hormati dan muliakan orang lain. Dengan demikian kita pantas menerima kehormatan dan kemuliaan itu. Kalau kita ingin pendapatan yang lebih besar, berperilakulah sebagaimana pantasnya seseorang yang telah mendapat penghasilan itu, walau saat ini kita mungkin belum. Cepat atau lambat penghasilah besar itu pasti milik kita. Mulailah dengan berpikir positif, cerdas dan kreatif. Nasib kita akan tergantung padanya. Selamat berpikir.



7:34 AM | 5 komentar | Read More

Belajar Hal Baru


Ada dua sikap yang sangat ekstrim yang perlu kita hindari agar kita bisa mengembangkan diri dengan tepat. Yang pertama adalah sangat menggantungkan diri kepada bakat. Ciri orang seperti ini ialah saat harus keluar zona nyaman, dia akan mengatakan, “Saya tidak berbakat.” Sikap yang kedua ialah mencoba mempelajari semua hal dan berharap menjadi ahli pada segala hal. Lalu sikap seperti apa yang benar?
Konsep NLP mengatakan bahwa tidak ada yang namanya bakat. Jika kita melakukan persis seperti yang dilakukan oleh orang lain, maka kita akan menghasilkan hasil yang persis sama. Yang dimaksud persis sama bukan hanya apa yang harus dilakukan tetapi juga bagaimana melakukannya. Oleh karena itu dalam konsep NLP dikenal dengan apa yang disebut model dan sub model. Yang perlu diketahui bahwa pemodelan ini bukan hanya pada aktifitas fisik, tetapi juga pada aktivitas pikiran dan emosi.
Terlepas konsep ini benar atau tidak, berbagai kasus sudah dibuktikan oleh para ahli NLP. Banyak contoh-contoh menakjubkan yang ditunjukan oleh ahli NLP seperti Anthony Robbins yang memperkuat pernyataan bahwa bakat itu tidak ada. Anda bisa mengasai keterampilan apa pun jika Anda tahu caranya secara persis. Meski ada juga hal-hal yang menunjukan bahwa ada suatu keterampilan atau kecerdasan bawaan, namun konsep ini bisa menjadi motivasi kita untuk mempelajari hal baru. Saat Anda tidak bisa mempelajari hal baru, kemudian gagal, jangan menyerah dulu, mungkin cara belajarnya saja yang salah.
Robbins yang bukan seorang militer tetapi bisa mengajarkan para penembak jitu di militer, caranya dengan mempelajari model dari penembak yang sudah mahir. Seorang siswa yang “bodoh” di sekolah menjadi sangat jenius setelah menemukan cara belajar yang dibimbing oleh Robbins. Hal ini harus menjadi mindset bagi kita bahwa kita sangat mungkin (jika tidak dikatakan pasti) untuk menguasai hal baru. Mulai saat ini, kita tidak perlu lagi mengatakan, “Saya tidak berbakat.”.
Namun hal ini bukan berarti kita bisa mempelajari dan menguasai semua hal. Bukan berarti kita tidak bisa menguasai hal baru karena kemampuan kita, tetapi kita tidak bisa menguasai semua hal karena sumber daya kita yang terbatas, terutama waktu. Waktu kita hanya 24 jam sehari, tidak ada yang punya lebih. Bisa mempelajari hal baru adalah motivasi bagi kita untuk menguasai satu hal baru, apa pun itu sesuai dengan minat dan keperluan kita.
Agar kita bisa menguasai secara penuh dan masuk ke jajalan 10% terbaik di dunia, kita perlu fokus menguasai satu hal. Anda perlu menjadi spesialis agar menang dalam persaingan. Kita tidak akan bisa menguasai segala hal (bukan karena kemampuan Anda) karena sumber daya kita terbatas. Jika sumber daya kita terbagi-bagi kepada berbagai hal, setiap bagian akan mendapatkan porsi kecil sehingga tidak akan optimal.
Namun fokus bukan alasan tidak mau beranjak dari status quo Anda saat ini. Fokus bukan alasan agar kita tetap berada di zona nyaman, tidak mau beranjak ke zona baru. Jika Anda ingin meningkatkan kualitas diri dan hasil yang dicapai, maka Anda perlu meningkatkan kemampuan Anda dan mempelajari satu hal baru lagi yang hanya akan menunjang keberhasilan Anda. Artinya Anda perlu keluar zona nyaman. Peluang baru memerlukan keahlian baru, keahlian baru akan menghasilkan peluang baru.



4:55 AM | 0 komentar | Read More

Memaafkan itu sehat lo...


Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)

Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)

Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:

... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)

Juga dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an, "...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
http://www.harunyahya.org/indo/
10:08 AM | 0 komentar | Read More