sekilas lomba mirip Gam Cantoi

Serambi Indonesia
Fandi dan Mira Juara Melukis Mirip Gam Cantoi dan Lomba Mewarnai
Menyisihkan 193 peserta, Fandi Al Akbar berhasil meraih gelar Juara I Lomba Melukis Mirip Gam Cantoi, di Kantor Harian Serambi Indonesia di Desa Manyang Pagar Air Aceh Besar, Sabtu (4/2) pagi. Siswa Kelas III, SLTP 1 Seulimum Aceh Besar ini berhak atas 1 unit pesawat televisi berwarna ukuran 21 inch dan piala.
Menyusul Fandi adalah Noris Alfiyandi (Kelas VI, SD Negeri 2 Takengon, Aceh Tengah) dan memboyong piala dan satu unit sepeda gunung. Sedangkan Juara III diraih RA Karamullah (Kelas II MAS Ruhul Islam), berhak atas satu unit sepeda biasa . Juara Harapan I, II, dan III masing-masing Keumala Aim Adhiya (SMAN 8), Rahmad Zakas (MAS Ruhul Islam), Febri Rosta (Kelas III MAN 1 Sigli).Mereka dihadiahi masing-masing satu unit kipas angin merk standar.
Masih dalam rangka HUT ke -17 Hr Serambi Indonesia, pada nomor Lomba Mewarnai, Juara I diraih oleh Mira Fahlitha (Kelas III, SD Negeri 1 Banda Aceh) dengan hadiah uang tunai Rp 2 juta (Jumlah ini dibagi dua dengan sekolah). Begitupun dengan Juara II dan III yang mendapat Rp 1.500.000 dan Rp 1.000.000 tetap berbagi sama dengan sekolahnya. Mereka adalah Sawaluddin (kelas III, SD Negeri Luengbata Banda Aceh), dan Faturrahman (KelasD Negeri 86 Luengbata Banda Aceh).
Juara Harapan I, II, dan III masing-masing atas nama Zhafirah Ajrina (Kelas III SD Negeri 20 Banda Aceh), M Syukran Lillah (Kelas III, SD Negeri Blang Bintang), dan Ratu Richa Fachira (Kelas II, MIN Masjid Raya). Masing-masing berhak atas Rp 500.000, Rp 400.000, dan Rp 300.000, yang juga dibagi sama dengan sekolahnya..
Baik lomba lukis dan mewarnai, bagi pemenang untuk semua katagori, sebenarnya juga mendapat selembar sertifikat. Namun dalam beberapa hari mendatang panitia lomba akan mengirim sertifikat mereka ke sekolah masing-masing.
Di ajang yang juga dimeriahkan dengan acara menyanyi dan baca puisi oleh peserta yang tampil secara spontan ke pentas, baik perorangan maupun berkelompok tersebut, kepada semua peserta lomba diberikan hadiah hiburan tas sekolah (dengan pilihan merah, jingga, dan biru) sumbangan PMI Banda Aceh.
Pantauan Serambi ketika berlangsung lomba, kendati diwarnai rintik hujan beberapa menit, namun semangat peserta untuk berlomba tetap tampak. Ada juga di antara orangtua yang membawa anaknya yang tidak ikut lomba tapi menjadi penonton. Sehingga suasana menjadi lebih meriah, termasuk diramaikan juga oleh anak-anak dari keluarga besar Serambi.
“Saya gembira terdahap parstisipasi peserta lomba melukis dan mewarnai pada HUT ke 17 Serambi ini. Tadinya kita perkirakan peserta yang mendaftar hanya dalam kisaran 200-an saja. Tapi kali ini mencapai 300-an peserta untuk mewarnai, dan hampir 200 peserta Lomba Melukis Mirip Gam Cantoi. Saya juga gembira, karena ada peserta yang khusus datang dari Seulimum Aceh Besar, Sigli Pidie, dan Aceh Tengah,” kata Mohd Din, Wakil Pemimpin Perusahaan Hr. Serambi Indonesia.
Menurutnya, keakraban dan berbagi kebahagiaan seperti inilah yang menjadi salah satu tujuan diadakan kedua lomba ini. Keculi itu untuk mendekatkan hubungan Serambi dengan masyarakat, juga sebagai memperkenalkan Kantor Serambi Indonesia yang bar Joanna Shaper yang hadir ke acara atas nama World Bank dalam hal bekerjasama untuk acara Lomba Melukis Mirip Gam Cantoi, juga menyatakan kegembiraannya. “Saya pikir banyak peserta yang berbakat. Lomba ini bagus sekali.”
Sedangkan Round Kelana sebagai juri (selain Sekarlati dan M Sampe Edward) mengatakan, lomba yang digelar Serambi kemarin, sudah tepat bila dihubungkan dengan upaya membangkitkan kreatifitas anak di dunia lukis. “Suasana beginilah yang kita butuhkan untuk menggelar lomba melukis yang baik. Tidak perlu di ruangan. Di luar, apalagi di alam terbuka, adalah kondisi yang bisa membantu anak mengembangkan daya imaginasinya,” ungkap pelukis kawakan Aceh, yang ketika musibah tsunami banyak koleksi lukisannya yang rusak dan hanyut.
Ihwal masih ada orangtua atau pendamping peserta loma yang suka nimbrung ketika anaknya mengikuti lomba, menurut Round, itulah kebiasaan kita yang salah. Di mana-mana masih ada, kendati panitia sudah melarang mereka untuk dekat-dekat dengan peserta lomba. Seharusnya, kata Round, orangtua/guru membiarkan anak bekerja tanpa diganggu. Biarkan mereka berkreasi, mandiri dalam berkarya
ini saya kutip dari :http://nanihs.wordpress.com/2008/02/07/lomba-mirip-gam-cantoi




0 komentar:

Post a Comment