TEMPO.CO, Jakarta--Sejak diluncurkan pada November 2010, jejaring sosial Path belum pernah mencantumkan iklan dalam layanannya. Meski begitu, Path terus eksis hingga sekarang. Bahkan pendiri dan CEO Path, Dave Morin, mengklaim pengguna Path terus bertambah. Lalu, dari mana perusahaan itu mendapatkan pemasukkannya? Melalui surat elektronik, Kamis, 23 Januari 2014, Morin mengungkapkan caranya meraih keuntungan tanpa iklan, ke Tempo.
Selama ini, Morin mengatakan, Path telah mendapatkan penghasilan. Tanpa iklan, Path menerima pemasukkan melalui Path Shop atau toko barang virtual. Pada Path Shop, para pengguna bisa membeli paket sticker premium dan filter foto premium.
Menurut Morin, opsi Shop merupakan cara Path untuk mencapai profitabilitas. Juga untuk memberikan manfaat dan kegunaan bagi pengguna Path. Yakni dengan membuat produk Shop yang lebih menyenangkan serta ekspresif bagi pengguna Path. "Kini, ada lebih dari 30 paket stiker dengan total 1.000 gambar dan sembilan filter foto," ujar Morin.
Selain itu, Morin juga juga menawarkan langganan Path Premium. Di layanan ini, pengguna path bisa mendapatkan segalanya tanpa keterbatasan. "Dengan seklai membayar, mereka bisa memiliki semua item dalam Shop, tanpa harus membeli lagi."
Path adalah aplikasi media sosial yang sedang naik daun dalam kalangan anak muda. Situs ini berjalan di perangkat mobile dan memungkinkan penggunanya berbagi lagu, video, pesan, dan foto. Media sosial satu ini membatasi jumlah teman hanya sampai 150 orang per akun. Mayoritas pengguna Path adalah perempuan muda berusia 19-20 tahun.[tempo]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment