Selandia Baru - Proyek wifi melalui balon udara atau dikenal dengan istilah Project Loon yang dikembangkan oleh Google perlahan mulai diluncurkan. Meskipun masih dalam tahap uji coba, pada Sabtu pagi, 15 Juni 2013, Google melepaskan 30 balon di atas wilayah Christchurh, Selandia Baru.
Balon udara yang dilepaskan oleh Google memiliki bentuk seperti labu raksasa dengan diameter 15 meter, seukuran pesawat udara kecil yang dilengkapi dengan berbagai peralatan yang terpasang di bawahnya seperti antena radio, sistem komputer penerbangan dan pengendali ketinggian. Kekuatan balon udara yang membawa akses internet itu berasal dari panel surya dan dapat mencakupi wilayah sekitar 460 mil persegi dengan memancarkan sinyal internet dengan kecepataan 3G untuk wilah yang dilintasinya.
Balon udara Google ini mengudara secara bebas mengikuti kemana mata angin membawanya selama empat jam dalam sehari. Kemudian, stasiun di darat yang berjarak 60 mil dari balon udara tersebut akan memberikan sinyalnya. “Untuk dapat menggunakan layanan internet melalui balon udara ini, orang-orang hanya membutuhkan antena kecil seukuran bola softball di samping rumahnya. Kemudian mereka cukup hubungkan komputer atau PC-nya ke antena tersebut, lalu dapatkan koneksi internet dari langit,” kata Mike Cassidy, ketua Project Loon kepada The Daily Telegraph.
Ia juga mengungkapkan bahwa Google belum mempertimbangkan Project Loon sebagai proyek bisnis karena perusahaan mesin pencari raksasa itu masih fokus untuk mengembangkan teknologi yang bisa menjangkau seluruh lapisan wilayah di dunia untuk akses internet.
Balon udara Project Loon akan melintas dari arah barat ke timur lepas pantai Selandia Baru dan akan menuju Chile Argentina, Australia dan terakhir di Afrika Selatan dan Uruguay.[TEMPO.CO]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment